Selamat Datang Di Mediaanalisa.com, Kami merilis berita Dengan motto Analisa Fakta Pena Sebenarnya, Untuk Berlangganan Iklan silahkan Ke No 0812-7600-6813 ( Jon A ) Penghinaan terhadap Demokrasi melalui Sistem E-vote Pemilihan Raya Mahasiswa UNESA

Penghinaan terhadap Demokrasi melalui Sistem E-vote Pemilihan Raya Mahasiswa UNESA

Mediaanalisa.com - Demokrasi merupakan konsep pemerintahan dengan kekuasaan tertinggi yang berada pada tangan rakyat. Vox Populi Vox Dei yakni “Suara rakyat,Suara Tuhan” merupakan salah satu Adagium yang seringkali digunakan untuk menggambarkan betapa besarnya kekuasaan yang dimiliki oleh rakyat dalam konteks negara yang menganut sistem pemerintahan Demokrasi. Negara yang menganut konsep demokrasi seringkali digambarkan sebagai negara yang mengusung sistem keterwakilan politik melalui suatu Pemilihan Umum. Dalam ranah Pendidikan perguruan tinggi, Mahasiswa dihadapkan dengan Pendidikan politik melalui Pemilihan Raya yang diselenggarakan langsung oleh, dari, dan untuk Mahasiswa. Namun, dalam praktiknya seringkali meleset dari apa yang diharapkan. Hal itu dikarenakan Pemilihan Raya, yang seharusnya mengedepankan Asas LUBERJURDIL yakni Langsung, Umum, Bebas, Rahasia, Jujur, dan Adil, malah menjadi sarana praktik kecurangan politik yang dilakukan oleh kalangan mahasiswa, bahkan pihak penyelenggara dari pejabat kampus.

Universitas Negeri Surabaya merupakan salah satu kampus yang beberapa tahun terakhir aktif melakukan pemilihan secara daring atau E-Vote. Mekanisme pemilihan E-Vote dilakukan oleh Universitas Negeri Surabaya semenjak merebaknya kasus Covid-19, yakni pada tahun 2020. Sistem E-Vote yang rutin dilaksanakan dalam Pemilihan Raya UNESA, memberikan kemudahan kepada para Mahasiswa memilih jagoannya dalam kontestasi baik di tingkat prodi, fakultas, bahkan di tingkat universitas. Sistem E-Vote merupakan sistem pemilihan yang pelaksanaannya terpusat dan serentak, yang dikelola langsung pihak kampus UNESA. Untuk memilih dalam Pemilihan Raya, Mahasiswa hanya membutuhkan Smartphone yang dimiliki oleh masing-masing Mahasiswa. Cukup dengan mengakses website sistem kemahasiswaan UNESA, Mahasiswa sudah dapat memilih dengan cara login menggunakan Nomor Induk Mahasiswa (NIM) serta password akun kemahasiswaan.

Namun, dikarenakan sistem Pemilihan Raya melalui mekanisme E-Vote terpusat dan dikelola oleh pihak kampus, menjadikan potensi kecurangan dalam proses memilih ataupun dalam proses input data. Banyak diantara Mahasiswa mengeluhkan ketika mereka hendak memilih tiba-tiba ada notifikasi atau peringatan bahwasanya mereka sudah memilih atau menggunakan hak pilihnya, padahal mereka belum menggunakan hak pilihnya. Salah satu kasus tersebut di alami langsung oleh Arsyad Habibillah mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Negeri Surabaya, yang aktif menggunakan hak pilihnya dalam Pemilihan Raya UNESA selama 2 Tahun terakhir, namun selalu gagal memilih dikarenakan hak pilihnya selalu dicuri dan digunakan untuk memilih kandidat calon yang bukan pilihannya. Begitu pula, ketika proses Rekapitulasi suara final, yang dilakukan oleh penyelenggara Pemilihan Raya yakni KPU tidak dapat dipertanggungjawabkan transparansi dan kejelasannya, dikarenakan akses data secara absolut di kelola oleh pihak birokrasi kampus.

Dari kejadian tersebut menyebabkan tumbuhnya rasa apatis terhadap partisipasi politik dikalangan Mahasiswa. Banyak Mahasiswa menganggap Pemilihan Raya merupakan sekedar formalitas saja dan hasil serta pemenangnya sudah ditentukan oleh oknum-oknum birokrasi yang berbuat curang. Selain itu, mekanisme E-Vote tidak mengedapankan asas LUBERJURDIL dikarenakan semua telah di kontrol oleh oknum-oknum tidak bertanggung jawab.

Oleh Karena itu, Penulis menilai perlu adanya aksi pernyataan sikap tidak percaya terhadap pelaksanaan Pemilihan Raya Universitas Negeri Surabaya melalui mekanisme E-Vote. Dikarenakan E-Vote tidak mencerminkan nilai kebebasan dan transparansi dalam konsep Demokrasi. Hal ini menandakan pelaksanaan Pemilihan Raya Universitas Negeri Surabaya dengan sistem E-Vote merupakan upaya peruntuhan Demokrasi bahkan Penghinaan terhadap Demokrasi yang menekankan kebebasan dan kekuasaan penuh rakyat. Perlu diadakannya aksi penolakan serta mogok memilih dalam Pemilihan Raya UNESA melalui mekanisme E-Vote dan penulis mendorong adanya pengawalan serta usut tuntas transparansi data pemilihan raya unesa.

Penulis : Arsyad Habibillah

Post a Comment

Previous Post Next Post